"Cinta Monyet"


Mengapa ada istilah cinta monyet? Apa ada hubungannya dengan monyet? Tidak ada yang mengetahui asal-muasal istilah ini. Tidak ada kamus yang mengaitkannya dengan binatang monyet.

Orang hanya memberi penafsiran sendiri istilah ini, seperti halnya cinlok atau cinta lokasi, clbk atau cinta lama bersemi kembali. Istilah-istilah tersebut nge-tren begitu saja tanpa ada yang mengetahui siapa pembuatnya.

Istilah cinta monyet ada karena menganalogikan gaya pacaran seseorang ala pacarannya monyet/ Cinta anak abg. Mereka tidak pernah terikat pada komitmen untuk menjaga keutuhan cinta. Apalagi berpikir hingga ke jenjang pernikahan.  Semua dijalani secara instant. Asal senang, asal mau sama mau, asal tidak merugikan orang lain.  Jatuh cinta yang hanya berlandaskan hawa nafsu tanpa banyak melibatkan sisi rasional.
Pelaku cinta monyet sebenarnya bisa dari berbagai kalangan. Baik usia, strata sosial hingga status. Mengikuti analogi tadi, semua orang memeng berpotensi menjalin cinta model ini ketika sudah melepas akal sehatnya.  Apalagi di era canggih seperti sekarang ini. Membangun partnership bisa dilakukan kapan saja dan dengan siapa saja.  Teknologi HP dan internet menjadi salah satu faktor bermunculannya kasus-kasus dimana cinta tidak lagi menjadi sesuatu yang agung sifatnya.

Bagaimana menyiasati agar tidak terjebak pada cinta monyet? Berikut tips untuk Anda :

  1. Sadari sejak awal bahwa cinta membutuhkan kematangan pribadi. Jangan pernah mencoba “cinta” jika belum merasa menjnadi pribadi yang matang. Bagaimana menakar diri apakah kita tergolong pribadi yang matang atau belum? Caranya sangat mudah, Coba tanyakan pada diri sendiri apa tugas terbesar dalam hidup Anda? Lantas apakah Anda sudah merasa bertanggung jawab dengan tugas itu? Jika sudah, maka Anda bisa disebut pribadi yang matur alias matang.
  2. Berani berkomitmen pada cinta. Komitmen akan membuat seseorang terikat dengan tanggung jawab. Komitmen juga menjadi penghubung jembatan masa depan yang lebih terarah. Ketiadaan komitmen bisa mengaburkan seseorang pada tujuan hidup.
  3. Yakini bahwa segala sesuatu yang berangkat dari niat ‘main-main’ tidak akan membawa pengaruh positif sedikit pun dalam kehidupan Anda.
  4. Menghargai cinta berarti Anda menghargai perasaan anak manusia. Tidak satu pun anak manusia yang mau dipermainkan perasaannya. Inilah alasan mengapa cinta monyet dalam realitasnya lebih banyak membawa banyak masalah.

Bagaimana mendeteksi apakah pasangan yang kita miliki sekarang bukan penganut aliran cinta monyet? Berikut beberapa cara yang bisa Anda amati:

  1. Seberapa tingkat kematangan pribadi pasangan Anda. Amati dari pembicaraan yang pernah Anda lakukan. Atau, saat anda berdua menghadapi masalah. Ini saat yang tepat untuk menguji seberapa dewasa pasangan anda.
  2. Bedakan antara seseorang yang bisa bersikap romantis dengan sekedar nge-gombal. Romantis ada unsur ketulusan. Ada perbuatan lain yang mengikuti setiap sikapnya yang manis. Perbuatan inilah yang menguatkan penilaian anda, apakah pasangan Anda bersungguh-sungguh atau sekedar main-main.
  3. Kenyataannya banyak pasangan yang mengikrarkan cinta hanya sekedar main-main. Gaya hidup permisifme membuat orang berganti pasangan dengan mudah. Nah, amati dengan baik bagaimana perilaku pasangan anda. Apakah ia sering berganti pasangan? Jika iya, maka Anda perlu mewaspadai jika Anda benar-benar ingin menjadi pelabuhan terakhir dari orang yang Anda sayangi.
Nah, jika tidak ingin membangun komitmen cinta dengan seseorang, maka bangunlah hubungan pertemanan saja. Dengan demikian, tidak akan ada hati yang terluka dan menjadi korban dari cinta monyet.  Khusus mereka yang tak mau disebut cinta monyet. Alasanya karena mereka menganggap bahwa perasaan jatuh cinta yang dialaminya sangatlah dalam. Cie..cie.. seru nih. Ya, begitulah kalau sudah dilanda cinta. Semuanya indah.
Hmm… bagaimana ya pendapat kalian dengan istilah cinta monyet? Setuju nggak kalau kisah cintanya disebut cinta monyet?

“Aku dan dia sama-sama suka, tapi kami masih sama-sama takut ngungkapinnya. Kalau ketemu paling cuma saling tatap mata. Mungkin apa yang kurasain dan kualami sekarang ini bisa disebut cinta monyet ya,” ujar salah seorang siswa SMP. Itu sih baru pendapat dari dia. Pendapat yang lain gimana ya? 

Rasanya Cinta Cintaan
Berhubung aku masih SMP jadi nggak masalah deh kalo ada yang bilang cinta ini cinta monyet. Aku memang lagi menjalin hubungan dengan teman satu sekolah. Tapi, semuanya biasa aja. Kami sering jalan sewaktu dia pulang les. Itupun hanya beberapa menit dan terkadang kami ngebahas masalah pelajaran sekolah.


Cinta Pertama
Biasanya sih cinta monyet itu perasaan cinta yang cepat datang cepat juga perginya. Cinta monyet pernah aku alami waktu masih sekolah dulu. Ya, kalo sekarang sih bukan cinta monyet lagi namanya. Tapi udah cinta mati. Kalau cinta monyet lagi bahaya dong. Cinta monyet itu cintanya anak sekolah. He…he…he…

Masih Wajar
Cinta monyet itu mungkin sama seperti yang lagi ku alami sekarang. Sering ada getaran-getaran gitu waktu ketemu dia. Kadang kalau lagi inget dia, sering senyum-senyum sendiri. Tapi tetap masih dalam batas sewajarnya. Setuju aja sih kalau itu dibilang cinta monyet. He…he…he…

Anget-angetan
Cimon alias cinta monyet itu bisa dikategorikan sebagai cinta yang anget-angetan. Sifatnya sementara saja. Pada awalnya terasa menggebu-gebu. Setelah lama berhubungan rasa itu mulai dingin deh. Perasaan kayak gitu pernah kualami semasa SMP dulu. Namanya juga masih kecil kali ya. Belum mengerti yang sesungguhnya. Tapi itu pengalaman yang seru lho.

Karena Nggak Terlalu Serius
Kayaknya sih wajar aja kalo pengalaman cintaku dibilang cinta monyet. Karena memang aku nggak terlalu serius menanggapinya. Ya, jalani aja kayak berteman biasa. Nggak ada perasaan yang terlalu mendalam.
Namanya juga masih sekolah. Mungkin suatu saat nanti kalau udah lulus sekolah baru deh bakal aku rasain cinta yang sesungguhnya.
itulah sebagian pendapat para pelajar tentang cinta monyet :D

Namun beberapa kumpulan artikel tips cinta mengatakan hal lain :
Pada era 70 an ketika acara televisi dan bioskop mulai menjadi fenomena dunia. Orang tua dan guru menganggap remaja zaman itu nggak ngerti arti Cinta.
Karena mereka menganggap anak-anak sekolahan itu hanya terpengaruh acara TV bertema cinta atau film cinta yang diputar di bioskop-bioskop. Dan secara sepihak mendeskribsikan bahwa gaya berpacaran anak sekolahan itu serba tanggung dan malu.Seperti monyet yang selalu malu-malu.
Sampai istilah cinta monyet ini tetap ngetren sampai ke masa depan.
Tidak peduli tentang tips cinta, seks bebas atau bahkan dunia. Yang penting hanya jatuh cinta dan menikmati rayuan gombal yang terucap.
Tipe cinta seperti ini berakhir bukan karena maut memisahkan. Tapi lebih karena udah beda sekolah aja :D atau karena sudah menemukan pria idaman lain maupun wanita yang lebih cantik.
Walaupun semua itu akhirnya hanya menjadi kenangan. Menjadi buih-buih kecil yang terlupakan oleh waktu. Hanya menjadi tips cinta dari seorang guru supaya muridnya tidak hanya jatuh cinta tapi lebih memperhatikan pendidikannya saja.
Karena satu-satunya cinta abadi di dunia hanya milik ibu kepada anaknya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cinta Pertama = Pacar Pertama??

Barcode Lambang Setan??

Masih Aku