Terimakasih, Karena Kau Mencintaiku ^^

Setiap kali, de javu itu seakan nyata. Aku hapal wangi tubuhmu yang khas, bukan wangi parfum buatan. Karena setiap tubuh memiliki aroma spesial yang tak dimiliki oleh tubuh yang lain. Selalu saja aku betah berlama-lama di dekatmu. Bahkan, jika aku bisa aku ingin selalu di sisimu. Kau bukan pencipta tema ketika kita akan berbicara. Tanpa menentukan plot cerita pun, perbincangan kita mengalir sempurna dan tanpa batas. Kau selalu mengelola cinta sebagai titipan, memahami bahwa kita hanya sebagai pelaku, Tuhan lah yang sutradara. Kau pun tak malu untuk sekedar mengalah demi melihat senyumku. Kau tak pernah marah. Gelak tawaku muncul seketika bila kau menenangkanku dan mengatakan:

“Kalau orang cepat marah, masih gadis saja sudah tampak seperti ibu-ibu. Gimana nanti kalau jadi ibu? tampaknya akan seperti nenek-nenek. Berbahagialah sayang, maka kau akan muda selamanya.”

Selelah apa pun, pelukanmu selalu hangat. Sehangat warna jingga kala putih menjadi dingin. Kadang kau banyak diam di waktu-waktu tertentu. Tapi kutahu, kau diam bukan untuk menyerah. Kau diam untuk senantiasa bertahan.

“Aku ingin membuatmu bahagia, selalu, kapan saja, namun tidak semuanya harus diungkapkan bukan? Sayang, aku ingin kau merasakan kebahagiaan itu, bukan sekedar mendengar bahwa kebahagiaan itu ada. Percayalah, aku selalu menyayangimu.” Seketika saja lelahku kandas dengan kata-katamu, terima kasih karena kau mencintaiku…. <3

Komentar

  1. sist , keren tulisanya , kalau bisa diperbanyak lagi sist :) , sy rajin baca deh.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cinta Pertama = Pacar Pertama??

Masih Aku